Sejuknya pagi menyapu diri
Membentengi kepenatan senja sebelumnya
Mencermini jiwa dengan hangatnya mentari
Merambah raga yang terhimpit rasa
Resah diri selalu menghantui
Keinginan untuk kembali ke suatu hari
Tapi entah mengapa tak teryakini
Berbisik dalam setiap rongga sanubari
Angin tak juga berubah
Tetap berhembus dan membelai mesra
Membawa sukma yang selalu terdiam
Berdiri dengan kekuatan hati
Akankah angin selalu menemani
Dengan taburan mimpi yang teringini
Bercanda dengan khayalan tinggi
Dan mengkonyolkan kata hati
Warna dalam sejumput rasa
Tersisa hingga detik waktu berlalu
Sampai angin mengerti
Bagaimana cara untuk terbang
“Spread your wings and prepare to fly”
SaYa HaNYaLaH SeoRaNG BiDaDaRi YaNG iNGiN MeMBeRi NaPaS PaDa SeTiaP KeHiDuPaN...BuKaN HaNYa SeKeDaR MiSTeRi...TaPi KePaKaN SaYaPKu BeNaR aKaN MeMBaWaMu TeRBaNG LeBiH TiNGGi...
-CeRiTaKu TeNTaNG-
-iMaJiNaSi HiDuP-
-
▼
2007
(42)
-
▼
November
(21)
- Warna Dalam Sejumput Rasa
- Angin Untuk Bidadari
- Ku Tak Ingin Berlari Dari Rasa Yang Harus Ku Batasi
- Karena Ku Tak Tau Apa-Apa
- Impian Yang Teringini
- Adakah Guna Kegilaan Ini
- Permintaan Sederhana
- Tak Ingin Menikmati
- Diseberang Hati
- Tertutup Dengan Waktu
- Bukan Hanya Sekedar Waktu
- Dibatas Asaku
- Sempat Ku Layani Hatimu
- Terdiam
- Ketika Cinta Itu Penyesalan
- Di Batas Senja
- Pertanda Alam
- Mengartikan Dirimu
- Biduk Setengah Hati
- Elegi Dua Hati
- Tentang Kau, Aku Dan Kita
-
▼
November
(21)
-JuST Me-
- HaPSaRi WiRaSTuTi SuSeTiaNiNGTYaS
- SaYa HaNYaLaH SeoRaNG BiDaDaRi YaNG iNGiN MeMBeRi NaPaS PaDa SeTiaP KeHiDuPaN...BuKaN HaNYa SeKeDaR MiSTeRi...TaPi KePaKaN SaYaPKu BeNaR aKaN MeMBaWaMu TeRBaNG LeBiH TiNGGi...
NaPaS BiDaDaRi LoVeR
Label: PoeM
Angin adalah suatu pertanda Pencipta
Angin memberi pancaran surya dengan segumpal hati
Angin memberikan senja dengan lembayung cakrawala
Angin memberi temaram malam dengan dinginnya hembusan
Angin yang mengantarkan mega untuk memberi gerimis
Angin yang menggiring mendung menjadi hujan
Angin yang mengibarkan dedaunan agar berguguran
Semilir angin yang melambungkan diri ke alam mimpi
Angin salah mengoreskan tanda
Angin meniupkan kehangatan di kala mendung berkabut
Angin memberikan dingin saat mentari bergelayut
Sehingga angin memberi rasa sakit untuk sebagian diri
Angin telah meniupkan kehangatan untuk dinginnya hati
Angin telah meresapi diri dengan keteguhan hati
Dan hembusannya telah membawa sang embun kembali
Angin telah mengajarkan untuk bertahan di musim ini
“I’m flying without wind…”
Label: PoeM
Ku Tak Ingin Berlari Dari Rasa Yang Harus Ku Batasi
Diposting oleh HaPSaRi WiRaSTuTi SuSeTiaNiNGTYaSBergumul dengan kegetiran sanubari
Menguasai keadaan mata hati
Akan kemolekan sentuhan kesenyapan diri
Membawa keindahan buaian fatamorgana
Sesak aku didunia maya
Yang berbisik dari sudut mata
Membawa detik ragu akan waktu
Terjaga dalam ingatan dunia nyata
Saat ku tertidur dengan mimpi sempurna
Bangunkan ku sayang
Dari semua mimpi yang tlah teraba
Saat ku akan tenggelam dalam kegelapanku
Agar ku tak lari dari rasa yang harus ku batasi
Saat kau menawarkan sisa cinta dalam rasa
“For my EA gle…Wake me up beib…”
Label: PoeM
Cempaka merah bergelanyut manja
Menyapa anugrah yang memancari sinar
Hati yang rindu tak ingin diganggu
Menambah kepenatan jiwa yang beku
Kau katakan kau rindu
Tapi kemana arah anginmu kau tuju
Bukan kearah hati yang kutunggu
Tapi berpaling keketerpakasaan itu
Kenapa tidak kau beri bulan semuanya
Kenapa harus kau bagi denganku juga
Tak teringini tetapi selalu ada
Dan untukku,
Tak selalu ada tapi teringini
Entah bagaimana rasa ini terbaca
Karena ku tak tau apa-apa
“Terbaca dengan keanehan…”
Label: PoeM
Ku gelitik hatimu dengan cintaku
Kau berikan pijar itu pertanda setuju
Kutelusuri seluruh jiwamu
Dengan sukma yang menggebu
Resah hati tak juga mengubur diri
Tak bisa kembali hanya bisa mengabdi
Pada segumpal rasa yang tak terpenuhi
Dengan sejuta asa yang tersingkir pasti
Maafkan aku saying…
Tak bisa kubohongi hati ini
Tak dapat kutahan lagi gejolak ini
Yang menggebu menginginkanmu
Bersandar hanya padaku
Tetap saja kan ku buka genggaman tanganku
Untuk dapat melihatmu bersinar terang
Dengan dua buah purnama
Yang akan mengantarkanku terbang
Bersama dua buah surya
Aku, kamu dan mereka
Bersama kita rajut impian yang kita tertawakan
Dengan kisah sederhana yang hanya kita yang punya
Impian yang teringini dengan gejolak hasrat
Yang tersimpan rapi
“impianku ada bersamamu…”
Label: PoeM
Merajam asa merombak inginku
Menggauli setiap sudut hati
Beserta kepingan jiwa menjamu diri
Berhiaskan makna kepakan rasa
Berdiri dengan kegilaan sukma
Melawan arus berbagi sisa
Merantai serpihan yang berserakan
Menjadi satu harfiah dalam raga
Hati yang berteriak meradang
Menggungkap kebodohan yang hadir
Ditengah kegetiran dan kamuflase
Meranggas memenuhi setiap logika
Kebohongan yang menyelimuti kehadiran
Kehadiran untuk menutupi kebohongan
Mengunci kejujuran dalam kesetiaan
Dalam onggokan diri yang berbisik lantang
Adakah guna kegilaan ini??
Bila tidak mengapa kita mencoba menikmati
“We’re always crazy like that…”
Label: PoeM
Angin menghempas pagi dengan sebuah kecupan
Menemani mentari yang tertutup kabut
Tendengar sapa mesra dari sang bulan
Yang telah beranjak dari tahta sejati
Embun sudah mulai menetes
Menyejukkan indera jiwa
Merona memancarkan pijaran api
Memberi aroma kenikmatan yang menggila
Serpihan hati yang telah tersusun
Membentuk rangkaian gelora
Membenamkan jiwa dalam samudra
Membawa celoteh hati yang tak beranjak
Permintaan sederhana dalam permohonan
Agar semesta ini cepat berputar
Memberi jawaban akan misteri
Mengenai angin dan tetesan embun
“Kisah salah di sisa hati…”
Label: PoeM
Pelangi ku itu sudah menjadi kelabu
Pelangi dihatiku telah pergi pagi tadi
Angin tak lagi kepakan sayapku
Bersama mimpi dia pergi sendiri
Mentari esok tak lagi ceria
Senja selanjutnya akan terasa hambar
Sulit memahami hati
Tak ingin menikmati lagi
Hari-hari di kota ini
“This story is tearing me apart”
Label: PoeM
Pelangi dihatiku
Melengkung memenuhi kalbu
Menerangi indahnya asaku
Menghapus mendung dan hujan kala itu
Hujan sepanjang waktu
Berganti dengan mentari yang terpaku
Membentuk spektum warna hatiku
Sekali lagi tercipta panggung untukku
Hari ini berganti
Mengandung makna alam yang terpatri
Angin yang terhenti
Membawa ku di seberang hati
“Resapi hatiku dengan warna…PELANGI”
Label: PoeM
Mendung kembali menutup mentari
Berarak turun menutup cahyanya
Angin yang tercipta
Menambah haru biru hati yang kelabu
Segenggam asa yang beranjak pergi
Membuat terbuka mata hati
Akan keinginan hati yang tergali
Kisah yang salah kali ini
Akankah tertutup dengan waktu
Berharap waktu tak hanya diam
Hingga setetes embun kembali tercipta
Dari mendung yang kelabu
Dan angin yang syahdu
Menjadi cakrawala indah dihatiku
“I see the crystal raindrops fall…”
Label: PoeM
Menatap indahnya mata hatimu
Membuatku mengerti makna harfiah dirimu
Langkah kaki dengan bayanganmu
Jadikan kau slalu hadir dalam jiwaku
Ku ingin kau slalu teryakini
Bahwa waktu tak kan terhenti
Karena akhirnya ku temukan lagi
Kembali berlabuh dalam dermaga hati
Milikilah aku lebih…
Jangan pernah lelah melangkah
Bukan hanya sekedar waktu
Karena sungguh ku tak mampu
Melepaskanmu…
“Six ‘n half, Happy anniversary my hero…”
Label: PoeM
Menahan hati yang makin membelenggu
Mencoba untuk melanjutkan asaku
Berjalan untuk terus melangkah
Melepasmu melambung menjauh
Kita tinggalkan hayalan ini
Karena hati selalu tersakiti
Sukma yang melayang pergi
Terhempas angin membawa hati
Waktu yang tersisa untuk menjaga hati
Waktu yang sesaat memiliki
Waktu yang hanya sejenak ini
Dibatas asaku hanya inginkan kau terbaik
Tak bisa menjaga cinta
Walau sesungguhnya kita bisa
Peluk rasaku untuk terakhir kali
Simpan semua rasa dalam lubuk hati
Tak bisa menjaga mimpi
Yang membawa hati ini
Tuk lalui waktu yang tersisa
Sampai di suatu akhir napas kita
“Habis semua rasa dibatas itu…”
Label: PoeM
Mencari makna dalam kisah
Menjulang tinggi bersama mega
Mengibarkan sayap menerjang angkasa
Mendung yang akan datang
Menyelimuti kalbu jiwa
Terbang bersamamu akan ku rindu
Sempat kita bermimpi
Mengirup pagi setiap hari
Menikmati malam setiap saat
Menggenggam dunia dengan sederhana
Tanpa terbatas janji yang takkan dikhianati
Saat ku layani hatimu
Itulah kesempatan terakhirku
Untuk merasakan hati kembali
Sebelum memutuskan hati ini
Terikat suatu janji suci yang hanya sekali
“Sempat Kulayani Hatimu…”
Label: PoeM
Terdiam ku disudut bangku
Melihat aura indah di wajahmu
Membuat hati ini terpaku
Tak ku mengerti arti bahasamu
Kenapa hanya menatapku seperti itu
Ku terdiam dan menunggu
Untukmu hanya sekedar menyapaku
“Lagi iseng saja saat makan siang…”
Label: PoeM
ketika cinta sebuah penyesalan
Dalam menjalani cinta ini
waktu yang lama semakin meyakiyi hati
bahwa kita tak akan bersatu
Dalam cinta ini kita terus menyakiti
Dalam cinta ini kita terus membelenggu
Aku mencintai mu, aku menginginkamu
tapi terkadang tersirat suatu penyesalan
Menyesal dan ingin ku akhiri kisah ini
Kisah yang diwali dengan indah
kisah yang tak menyakiti
tetapi terbersit keraguan akan kisah ini
aku sadari kau pun merasa yang kurasa
apakah kau terpaksa menjalani kisah ini
keterpaksaan cinta ini akan kah berakhir indah
atau kan menjadi suatu musibah
Tuhan beri petunjuk akan semua ini
Deru ragu dalam dada terus membiru
disaat jalan menuju satu semakin mendekat
Apakah aku harus lari, atau aku terima dengan terpaksa
"penggalan kisah sahabat "
Label: PoeM
Senja di sebuah kisah
Menyapu raga yang pasrah
Mentari yang mengintip pergi
Memberikan nuansa rindu menanti
Angin senja ikut mengiring
Menjelma menjadi malam gemintang
Melepas hangatnya pancaran media dunia ini
Pengisi sisi hati yang terganti
Lembayung senja mulai tampak
Burung-burung pun menari untuk kembali
Coba tuk melepas tarian yang sejenak
Dan kau pun harus pergi
“Biarkan semua wajar adanya…”
Label: PoeM
Matahari sudah pulang ke peraduan
Membawa angin senja pancaroba
Mengetuk malam untuk mengganti
Hati yang akan terbagi
Tak bisa kubayangkan
Bagaimana alam bisa berganti
Apakah memang harus berbagi
Atukah sebuah takdir Ilahi
Setiap hari di suatu senja
Matahari menutup kecupan mesra
Pertanda datang sempurnanya bulan
Ku tau alam memberi ku bahasa
“Senja yang takkan pernah berubah…”
Label: PoeM
Badai hati yang dilalui
Takkan menghancurkan bumi hati
Janji yang ternodai
Takkan menghancurkan sejuta mimpi
Runtutan kisah lalu
Bercampur deru ego dan lautan emosi
Menghentikan waktu
Berbalut terpejamnya mata hati
Kita sandarkan sejenak kisah ini
Hanya untuk mengerti arti mimpi
Jiwa yang pergi
Membawa hati yang membara kini
Akhirnya ku temukan
Mimpi tentangmu tidak bertepi
Coba mengartikan dirimu
Yang meneduhkan hati
“Butuh bahasa untuk mengartikannya…”
Label: PoeM
Hambar rasa jiwa ini
Menahan sanubari terperih
Mengubur asa melaknati mimpi
Bertarung dengan gejolak logika
Angin yang menghempaskan arah
Menjadi tidak terkendali
Bermain dengan mata perasaan
Menjadi jiwa tak pasti
Biduk setengah hati
Merobek perasaan dengan tajamnya kesetiaan
Menghunus pedang dalam kelembutan
Membunuh hati secara perlahan
“Desiran angin tidak bisa digantikan…”
Label: PoeM
Kepak sayap peri kecil
Menari dan bernyanyi diawan memanggil
Menari cinta di dalam hati
Berdansa dengan asa dalam waktu
Sebuah senyum termanis telah kaupersembahkan
Sebuah ketulusan hati telah kauberikan
Elegi dua hati
Menjadi oais dalam gurun jiwaku
Bulir gerimis jatuh satu-satu
Menembus pelan dalam sanubari
Bagai gerimis kau hujaniku
Dengan Cinta dan kasih sayang tak terperi
Aku, kamu dan kita
Adalah sebuah cerita
Memberi makna dalam kata
Memadu kasih dalam cinta
"Thank's for my love "
Label: PoeM
Deru angin di pundak-pundak
Pada harum subur belantara
pada hati kutuluskan yang tersuci
akan sebuah arti di hati
Kala mentari mulai menggeliat
berlari menuju ke peraduan
Lembayung senja terlihat manja
Memberi suatu nuansa tak terkira
Rasa hati bergetar bersama angin
menikmat rasa bergetar di sukma
Tentang kau, aku dan kita
tentang kebimbangan akan cinta
Kau begitu mencintai ku
Kau begitu menyayangi ku
Dengan setangkup cinta kau persembahkan
Aku kan terus ada dan bertahan
Memberi kau cinta dan setia
" For my sweat angel... i love u"
Label: PoeM
Warna Dalam Sejumput Rasa
Membentengi kepenatan senja sebelumnya
Mencermini jiwa dengan hangatnya mentari
Merambah raga yang terhimpit rasa
Resah diri selalu menghantui
Keinginan untuk kembali ke suatu hari
Tapi entah mengapa tak teryakini
Berbisik dalam setiap rongga sanubari
Angin tak juga berubah
Tetap berhembus dan membelai mesra
Membawa sukma yang selalu terdiam
Berdiri dengan kekuatan hati
Akankah angin selalu menemani
Dengan taburan mimpi yang teringini
Bercanda dengan khayalan tinggi
Dan mengkonyolkan kata hati
Warna dalam sejumput rasa
Tersisa hingga detik waktu berlalu
Sampai angin mengerti
Bagaimana cara untuk terbang
“Spread your wings and prepare to fly”
Angin Untuk Bidadari
Angin memberi pancaran surya dengan segumpal hati
Angin memberikan senja dengan lembayung cakrawala
Angin memberi temaram malam dengan dinginnya hembusan
Angin yang mengantarkan mega untuk memberi gerimis
Angin yang menggiring mendung menjadi hujan
Angin yang mengibarkan dedaunan agar berguguran
Semilir angin yang melambungkan diri ke alam mimpi
Angin salah mengoreskan tanda
Angin meniupkan kehangatan di kala mendung berkabut
Angin memberikan dingin saat mentari bergelayut
Sehingga angin memberi rasa sakit untuk sebagian diri
Angin telah meniupkan kehangatan untuk dinginnya hati
Angin telah meresapi diri dengan keteguhan hati
Dan hembusannya telah membawa sang embun kembali
Angin telah mengajarkan untuk bertahan di musim ini
“I’m flying without wind…”
Ku Tak Ingin Berlari Dari Rasa Yang Harus Ku Batasi
Menguasai keadaan mata hati
Akan kemolekan sentuhan kesenyapan diri
Membawa keindahan buaian fatamorgana
Sesak aku didunia maya
Yang berbisik dari sudut mata
Membawa detik ragu akan waktu
Terjaga dalam ingatan dunia nyata
Saat ku tertidur dengan mimpi sempurna
Bangunkan ku sayang
Dari semua mimpi yang tlah teraba
Saat ku akan tenggelam dalam kegelapanku
Agar ku tak lari dari rasa yang harus ku batasi
Saat kau menawarkan sisa cinta dalam rasa
“For my EA gle…Wake me up beib…”
Karena Ku Tak Tau Apa-Apa
Menyapa anugrah yang memancari sinar
Hati yang rindu tak ingin diganggu
Menambah kepenatan jiwa yang beku
Kau katakan kau rindu
Tapi kemana arah anginmu kau tuju
Bukan kearah hati yang kutunggu
Tapi berpaling keketerpakasaan itu
Kenapa tidak kau beri bulan semuanya
Kenapa harus kau bagi denganku juga
Tak teringini tetapi selalu ada
Dan untukku,
Tak selalu ada tapi teringini
Entah bagaimana rasa ini terbaca
Karena ku tak tau apa-apa
“Terbaca dengan keanehan…”
Impian Yang Teringini
Kau berikan pijar itu pertanda setuju
Kutelusuri seluruh jiwamu
Dengan sukma yang menggebu
Resah hati tak juga mengubur diri
Tak bisa kembali hanya bisa mengabdi
Pada segumpal rasa yang tak terpenuhi
Dengan sejuta asa yang tersingkir pasti
Maafkan aku saying…
Tak bisa kubohongi hati ini
Tak dapat kutahan lagi gejolak ini
Yang menggebu menginginkanmu
Bersandar hanya padaku
Tetap saja kan ku buka genggaman tanganku
Untuk dapat melihatmu bersinar terang
Dengan dua buah purnama
Yang akan mengantarkanku terbang
Bersama dua buah surya
Aku, kamu dan mereka
Bersama kita rajut impian yang kita tertawakan
Dengan kisah sederhana yang hanya kita yang punya
Impian yang teringini dengan gejolak hasrat
Yang tersimpan rapi
“impianku ada bersamamu…”
Adakah Guna Kegilaan Ini
Menggauli setiap sudut hati
Beserta kepingan jiwa menjamu diri
Berhiaskan makna kepakan rasa
Berdiri dengan kegilaan sukma
Melawan arus berbagi sisa
Merantai serpihan yang berserakan
Menjadi satu harfiah dalam raga
Hati yang berteriak meradang
Menggungkap kebodohan yang hadir
Ditengah kegetiran dan kamuflase
Meranggas memenuhi setiap logika
Kebohongan yang menyelimuti kehadiran
Kehadiran untuk menutupi kebohongan
Mengunci kejujuran dalam kesetiaan
Dalam onggokan diri yang berbisik lantang
Adakah guna kegilaan ini??
Bila tidak mengapa kita mencoba menikmati
“We’re always crazy like that…”
Permintaan Sederhana
Menemani mentari yang tertutup kabut
Tendengar sapa mesra dari sang bulan
Yang telah beranjak dari tahta sejati
Embun sudah mulai menetes
Menyejukkan indera jiwa
Merona memancarkan pijaran api
Memberi aroma kenikmatan yang menggila
Serpihan hati yang telah tersusun
Membentuk rangkaian gelora
Membenamkan jiwa dalam samudra
Membawa celoteh hati yang tak beranjak
Permintaan sederhana dalam permohonan
Agar semesta ini cepat berputar
Memberi jawaban akan misteri
Mengenai angin dan tetesan embun
“Kisah salah di sisa hati…”
Tak Ingin Menikmati
Pelangi dihatiku telah pergi pagi tadi
Angin tak lagi kepakan sayapku
Bersama mimpi dia pergi sendiri
Mentari esok tak lagi ceria
Senja selanjutnya akan terasa hambar
Sulit memahami hati
Tak ingin menikmati lagi
Hari-hari di kota ini
“This story is tearing me apart”
Diseberang Hati
Melengkung memenuhi kalbu
Menerangi indahnya asaku
Menghapus mendung dan hujan kala itu
Hujan sepanjang waktu
Berganti dengan mentari yang terpaku
Membentuk spektum warna hatiku
Sekali lagi tercipta panggung untukku
Hari ini berganti
Mengandung makna alam yang terpatri
Angin yang terhenti
Membawa ku di seberang hati
“Resapi hatiku dengan warna…PELANGI”
Tertutup Dengan Waktu
Berarak turun menutup cahyanya
Angin yang tercipta
Menambah haru biru hati yang kelabu
Segenggam asa yang beranjak pergi
Membuat terbuka mata hati
Akan keinginan hati yang tergali
Kisah yang salah kali ini
Akankah tertutup dengan waktu
Berharap waktu tak hanya diam
Hingga setetes embun kembali tercipta
Dari mendung yang kelabu
Dan angin yang syahdu
Menjadi cakrawala indah dihatiku
“I see the crystal raindrops fall…”
Bukan Hanya Sekedar Waktu
Membuatku mengerti makna harfiah dirimu
Langkah kaki dengan bayanganmu
Jadikan kau slalu hadir dalam jiwaku
Ku ingin kau slalu teryakini
Bahwa waktu tak kan terhenti
Karena akhirnya ku temukan lagi
Kembali berlabuh dalam dermaga hati
Milikilah aku lebih…
Jangan pernah lelah melangkah
Bukan hanya sekedar waktu
Karena sungguh ku tak mampu
Melepaskanmu…
“Six ‘n half, Happy anniversary my hero…”
Dibatas Asaku
Mencoba untuk melanjutkan asaku
Berjalan untuk terus melangkah
Melepasmu melambung menjauh
Kita tinggalkan hayalan ini
Karena hati selalu tersakiti
Sukma yang melayang pergi
Terhempas angin membawa hati
Waktu yang tersisa untuk menjaga hati
Waktu yang sesaat memiliki
Waktu yang hanya sejenak ini
Dibatas asaku hanya inginkan kau terbaik
Tak bisa menjaga cinta
Walau sesungguhnya kita bisa
Peluk rasaku untuk terakhir kali
Simpan semua rasa dalam lubuk hati
Tak bisa menjaga mimpi
Yang membawa hati ini
Tuk lalui waktu yang tersisa
Sampai di suatu akhir napas kita
“Habis semua rasa dibatas itu…”
Sempat Ku Layani Hatimu
Menjulang tinggi bersama mega
Mengibarkan sayap menerjang angkasa
Mendung yang akan datang
Menyelimuti kalbu jiwa
Terbang bersamamu akan ku rindu
Sempat kita bermimpi
Mengirup pagi setiap hari
Menikmati malam setiap saat
Menggenggam dunia dengan sederhana
Tanpa terbatas janji yang takkan dikhianati
Saat ku layani hatimu
Itulah kesempatan terakhirku
Untuk merasakan hati kembali
Sebelum memutuskan hati ini
Terikat suatu janji suci yang hanya sekali
“Sempat Kulayani Hatimu…”
Terdiam
Melihat aura indah di wajahmu
Membuat hati ini terpaku
Tak ku mengerti arti bahasamu
Kenapa hanya menatapku seperti itu
Ku terdiam dan menunggu
Untukmu hanya sekedar menyapaku
“Lagi iseng saja saat makan siang…”
Ketika Cinta Itu Penyesalan
Dalam menjalani cinta ini
waktu yang lama semakin meyakiyi hati
bahwa kita tak akan bersatu
Dalam cinta ini kita terus menyakiti
Dalam cinta ini kita terus membelenggu
Aku mencintai mu, aku menginginkamu
tapi terkadang tersirat suatu penyesalan
Menyesal dan ingin ku akhiri kisah ini
Kisah yang diwali dengan indah
kisah yang tak menyakiti
tetapi terbersit keraguan akan kisah ini
aku sadari kau pun merasa yang kurasa
apakah kau terpaksa menjalani kisah ini
keterpaksaan cinta ini akan kah berakhir indah
atau kan menjadi suatu musibah
Tuhan beri petunjuk akan semua ini
Deru ragu dalam dada terus membiru
disaat jalan menuju satu semakin mendekat
Apakah aku harus lari, atau aku terima dengan terpaksa
"penggalan kisah sahabat "
Di Batas Senja
Menyapu raga yang pasrah
Mentari yang mengintip pergi
Memberikan nuansa rindu menanti
Angin senja ikut mengiring
Menjelma menjadi malam gemintang
Melepas hangatnya pancaran media dunia ini
Pengisi sisi hati yang terganti
Lembayung senja mulai tampak
Burung-burung pun menari untuk kembali
Coba tuk melepas tarian yang sejenak
Dan kau pun harus pergi
“Biarkan semua wajar adanya…”
Pertanda Alam
Membawa angin senja pancaroba
Mengetuk malam untuk mengganti
Hati yang akan terbagi
Tak bisa kubayangkan
Bagaimana alam bisa berganti
Apakah memang harus berbagi
Atukah sebuah takdir Ilahi
Setiap hari di suatu senja
Matahari menutup kecupan mesra
Pertanda datang sempurnanya bulan
Ku tau alam memberi ku bahasa
“Senja yang takkan pernah berubah…”
Mengartikan Dirimu
Takkan menghancurkan bumi hati
Janji yang ternodai
Takkan menghancurkan sejuta mimpi
Runtutan kisah lalu
Bercampur deru ego dan lautan emosi
Menghentikan waktu
Berbalut terpejamnya mata hati
Kita sandarkan sejenak kisah ini
Hanya untuk mengerti arti mimpi
Jiwa yang pergi
Membawa hati yang membara kini
Akhirnya ku temukan
Mimpi tentangmu tidak bertepi
Coba mengartikan dirimu
Yang meneduhkan hati
“Butuh bahasa untuk mengartikannya…”
Biduk Setengah Hati
Menahan sanubari terperih
Mengubur asa melaknati mimpi
Bertarung dengan gejolak logika
Angin yang menghempaskan arah
Menjadi tidak terkendali
Bermain dengan mata perasaan
Menjadi jiwa tak pasti
Biduk setengah hati
Merobek perasaan dengan tajamnya kesetiaan
Menghunus pedang dalam kelembutan
Membunuh hati secara perlahan
“Desiran angin tidak bisa digantikan…”
Elegi Dua Hati
Menari dan bernyanyi diawan memanggil
Menari cinta di dalam hati
Berdansa dengan asa dalam waktu
Sebuah senyum termanis telah kaupersembahkan
Sebuah ketulusan hati telah kauberikan
Elegi dua hati
Menjadi oais dalam gurun jiwaku
Bulir gerimis jatuh satu-satu
Menembus pelan dalam sanubari
Bagai gerimis kau hujaniku
Dengan Cinta dan kasih sayang tak terperi
Aku, kamu dan kita
Adalah sebuah cerita
Memberi makna dalam kata
Memadu kasih dalam cinta
"Thank's for my love "
Tentang Kau, Aku Dan Kita
Pada harum subur belantara
pada hati kutuluskan yang tersuci
akan sebuah arti di hati
Kala mentari mulai menggeliat
berlari menuju ke peraduan
Lembayung senja terlihat manja
Memberi suatu nuansa tak terkira
Rasa hati bergetar bersama angin
menikmat rasa bergetar di sukma
Tentang kau, aku dan kita
tentang kebimbangan akan cinta
Kau begitu mencintai ku
Kau begitu menyayangi ku
Dengan setangkup cinta kau persembahkan
Aku kan terus ada dan bertahan
Memberi kau cinta dan setia
" For my sweat angel... i love u"