15.13

Wahai Engkau Yang Tertulis Abadi


Kutulis dalam selembar daun merah
Sebuah nama yang melekat di syahdunya sadira
Tanpa makna nitisara tersirat dalam setiap nuria
Tanpa arti yang tergandung dalam sadajiwa

Entahlah sampai malaikat berlalu
Tak juga tabuhan gendang dilantunkan
Untuk mengiring senja itu pergi
Jauh ke dasar langit yang kelabu
Wahai engkau yang tertulis abadi

14.23

Cerita Sang Pujangga


Dia memandang kearahnya tanpa sepatah kata
Seorang mahadewa dengan menggenggam naurah berdiri disana
Menunggu siapakan gerangan?

Seorang putri serupa cayadewi datang dengan kereta kudanya
Kemudian mereka menggaguk dan berlalu bersama
Dibawah gegap gumpita purnama mengiring bayangan
Dia tak mampu lagi untuk memandang

16.12

Secepat Itu Engkau Pergi


Aku hanya bisa terdiam disisi langit yang kala itu beku
Saat ku lihat sepasang mata sayu memandangku dengan terpaku
Kudengar debaran jantung bagai tabuhan lagu yang mendayu
Hari itu dengan ragu, aku mengulang setiap kata didepan mataku
Telah berpulang kepada-Nya dirimu sahabatku
Semoga jalan yang kau tuju melepaskanmu dari permasalahan itu
Selamat jalan...doaku selalu menyertaimu
Secepat itu engkau pergi dari sini, sahabatku

’Teruntuk sahabat yang telah berpulang : Terima kasih untuk semuanya’

Wahai Engkau Yang Tertulis Abadi


Kutulis dalam selembar daun merah
Sebuah nama yang melekat di syahdunya sadira
Tanpa makna nitisara tersirat dalam setiap nuria
Tanpa arti yang tergandung dalam sadajiwa

Entahlah sampai malaikat berlalu
Tak juga tabuhan gendang dilantunkan
Untuk mengiring senja itu pergi
Jauh ke dasar langit yang kelabu
Wahai engkau yang tertulis abadi

Cerita Sang Pujangga


Dia memandang kearahnya tanpa sepatah kata
Seorang mahadewa dengan menggenggam naurah berdiri disana
Menunggu siapakan gerangan?

Seorang putri serupa cayadewi datang dengan kereta kudanya
Kemudian mereka menggaguk dan berlalu bersama
Dibawah gegap gumpita purnama mengiring bayangan
Dia tak mampu lagi untuk memandang

Secepat Itu Engkau Pergi


Aku hanya bisa terdiam disisi langit yang kala itu beku
Saat ku lihat sepasang mata sayu memandangku dengan terpaku
Kudengar debaran jantung bagai tabuhan lagu yang mendayu
Hari itu dengan ragu, aku mengulang setiap kata didepan mataku
Telah berpulang kepada-Nya dirimu sahabatku
Semoga jalan yang kau tuju melepaskanmu dari permasalahan itu
Selamat jalan...doaku selalu menyertaimu
Secepat itu engkau pergi dari sini, sahabatku

’Teruntuk sahabat yang telah berpulang : Terima kasih untuk semuanya’