Kutulis dalam selembar daun merah
Sebuah nama yang melekat di syahdunya sadira
Tanpa makna nitisara tersirat dalam setiap nuria
Tanpa arti yang tergandung dalam sadajiwa
Entahlah sampai malaikat berlalu
Tak juga tabuhan gendang dilantunkan
Untuk mengiring senja itu pergi
Jauh ke dasar langit yang kelabu
Wahai engkau yang tertulis abadi
SaYa HaNYaLaH SeoRaNG BiDaDaRi YaNG iNGiN MeMBeRi NaPaS PaDa SeTiaP KeHiDuPaN...BuKaN HaNYa SeKeDaR MiSTeRi...TaPi KePaKaN SaYaPKu BeNaR aKaN MeMBaWaMu TeRBaNG LeBiH TiNGGi...
-CeRiTaKu TeNTaNG-
-JuST Me-
- HaPSaRi WiRaSTuTi SuSeTiaNiNGTYaS
- SaYa HaNYaLaH SeoRaNG BiDaDaRi YaNG iNGiN MeMBeRi NaPaS PaDa SeTiaP KeHiDuPaN...BuKaN HaNYa SeKeDaR MiSTeRi...TaPi KePaKaN SaYaPKu BeNaR aKaN MeMBaWaMu TeRBaNG LeBiH TiNGGi...
NaPaS BiDaDaRi LoVeR
Label: PoeM
Dia memandang kearahnya tanpa sepatah kata
Seorang mahadewa dengan menggenggam naurah berdiri disana
Menunggu siapakan gerangan?
Seorang putri serupa cayadewi datang dengan kereta kudanya
Kemudian mereka menggaguk dan berlalu bersama
Dibawah gegap gumpita purnama mengiring bayangan
Dia tak mampu lagi untuk memandang
Label: PoeM
Aku hanya bisa terdiam disisi langit yang kala itu beku
Saat ku lihat sepasang mata sayu memandangku dengan terpaku
Kudengar debaran jantung bagai tabuhan lagu yang mendayu
Hari itu dengan ragu, aku mengulang setiap kata didepan mataku
Telah berpulang kepada-Nya dirimu sahabatku
Semoga jalan yang kau tuju melepaskanmu dari permasalahan itu
Selamat jalan...doaku selalu menyertaimu
Secepat itu engkau pergi dari sini, sahabatku
’Teruntuk sahabat yang telah berpulang : Terima kasih untuk semuanya’
Label: PoeM
Wahai Engkau Yang Tertulis Abadi
Kutulis dalam selembar daun merah
Sebuah nama yang melekat di syahdunya sadira
Tanpa makna nitisara tersirat dalam setiap nuria
Tanpa arti yang tergandung dalam sadajiwa
Entahlah sampai malaikat berlalu
Tak juga tabuhan gendang dilantunkan
Untuk mengiring senja itu pergi
Jauh ke dasar langit yang kelabu
Wahai engkau yang tertulis abadi
Cerita Sang Pujangga
Dia memandang kearahnya tanpa sepatah kata
Seorang mahadewa dengan menggenggam naurah berdiri disana
Menunggu siapakan gerangan?
Seorang putri serupa cayadewi datang dengan kereta kudanya
Kemudian mereka menggaguk dan berlalu bersama
Dibawah gegap gumpita purnama mengiring bayangan
Dia tak mampu lagi untuk memandang
Secepat Itu Engkau Pergi
Aku hanya bisa terdiam disisi langit yang kala itu beku
Saat ku lihat sepasang mata sayu memandangku dengan terpaku
Kudengar debaran jantung bagai tabuhan lagu yang mendayu
Hari itu dengan ragu, aku mengulang setiap kata didepan mataku
Telah berpulang kepada-Nya dirimu sahabatku
Semoga jalan yang kau tuju melepaskanmu dari permasalahan itu
Selamat jalan...doaku selalu menyertaimu
Secepat itu engkau pergi dari sini, sahabatku
’Teruntuk sahabat yang telah berpulang : Terima kasih untuk semuanya’