Garisan Waktu
Bagaimana jika hari terus beranjak dari setiap hempasan yang tak biasa, bibirku menggigiti kukuku. Dan ku dengar gigiku bergemeretak. Aku takut bila dalam setiap ketukan langkah yang tlah terseok-seok oleh waktu, aku terhempas dari tempatku berdiri dan hanya bisa memandangmu dengan tangis pilumu tanpaku mampu meraihmu dan meletakkan kepalamu didadaku.
”Kenapa kau menatap kosong kupu-kupu itu sayang?” ucapmu sambil membelai rambutku yang tertiup angin.
”Aku takut seperti mereka, indah tetapi sendirian” jawabku
Ku tak pahami bila setiap lonceng yang berdetangan itu selalu menginggatkanku pada sebuah takdir yang tergores dalam garisan tangan antara waktu dan kamu.
”Sayang, takkan kau biarkan dirimu terbunuh sepi dan janganlah menangisi ketakutanmu yang konyol” katamu.
”Aku hanya ingin selalu menatapmu, walau kau tak pernah tau” kataku dalam hati tanpa mampu ku ucapkan karena dadaku tlah sesak oleh ketakukan yang luar biasa.
Karena hidupku telah terukir dalam sebuah detak waktu dan akupun takut tak bisa menemanimu menggapai mimpi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda