17.01

Saat Purnama Hampir Bulat


Saat jiwa bersuka hari ini, senandung hati kau lantunkan dari bibirmu. Kau nyanyikan lagu memori kita yang tak kau suguhkan kala hari itu. Sajak indah yang terurai dari huruf yang terangkai dalam ingatan. Kau isyaratkan saat pertama kali perjumpaan kita di tempat kunang-kunang kota berkumpul di taman mutiara. Kau bawa aku memutari kembali ingatan itu sayang. Dalam sebuah sudut tempat, kau ceritakan padaku kembali kala purnama hampir bulat. Dan sebuah isyarat kau desirkan padaku. Diantara setiap detik waktu yang mengembara, tlah kau suguhkan padaku setangkup sayang yang kau bungkus dengan kain putih yang kau letakkan dalam hatiku.

Setelah taun berganti, kau masih tetap berdiri disini, bersenandung dan bercerita kisah di taman mutiara saat purnama hampir bulat.

Terima kasih telah menjadi bagian hidupku kini sayang.

0 komentar:

Saat Purnama Hampir Bulat


Saat jiwa bersuka hari ini, senandung hati kau lantunkan dari bibirmu. Kau nyanyikan lagu memori kita yang tak kau suguhkan kala hari itu. Sajak indah yang terurai dari huruf yang terangkai dalam ingatan. Kau isyaratkan saat pertama kali perjumpaan kita di tempat kunang-kunang kota berkumpul di taman mutiara. Kau bawa aku memutari kembali ingatan itu sayang. Dalam sebuah sudut tempat, kau ceritakan padaku kembali kala purnama hampir bulat. Dan sebuah isyarat kau desirkan padaku. Diantara setiap detik waktu yang mengembara, tlah kau suguhkan padaku setangkup sayang yang kau bungkus dengan kain putih yang kau letakkan dalam hatiku.

Setelah taun berganti, kau masih tetap berdiri disini, bersenandung dan bercerita kisah di taman mutiara saat purnama hampir bulat.

Terima kasih telah menjadi bagian hidupku kini sayang.

0 komentar: